Zat Aditif Pemberi Aroma

Image result for Zat Aditif Pemberi Aroma


















PENGERTIAN ZAT ADIKTIF
    Zat aditif adalah zat yang biasa ditambahkan kedalam suatu jenis makanan atau minuman, sehingga makanan atau minuman tersebut lebih menarik. Umumnya,zat aditif tidak memiliki nilai gizi. Zat ini berfungsi untuk mengawetkan makanan, menambah rasa dan aroma, dan mempermudah proses pembuatan makanan ataupun,minuman.
    Pada zaman dulu, teknik pengolahan makanan hanya menggunakan bahan-bahan alami, seperti kunyit, cabe, gula, pandan, dan sebagainya.
    Zat aditif sintesis aman dikonsumsi selama masih dalam ambang batas aman penggunaannya. Batas penggunaan bahan makanan ini, diatur oleh Peraturan: Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/Menkes/PER/IX/88 tentang, Bahan Tambahan Makanan, berdasarkan ADI (Acceptable Daily Intake), yaitu tidak menimbulkan bahaya jika dikonsumsi oleh manusia dengan dasar perhitungan yaitu perkilogram berat badan.
B. KELOMPOK ZAT ADIKTIF
     zat aditif makanan dapat dikelompokan menjadi 14 kelompok berdasarkan fungsinya. Kelompok – kelompok tersebut, yaitu :
1. 
Antioksidan dan antioksidan sinergis
2. 
Anti kempal
3. 
Pengasam, penetral dan pendapar
4. 
Enzim
5. 
Pemanis buatan
6. 
Pemutih dan pematang
7. 
Penambah gizi
8. 
Pengawet
9. 
Pengemulsi, pemantap, dan pengental
10. 
Pengeras
11. 
Pewarna alami dan sintesis
12. 
Penyedap rasa dan aroma
13. 
Sekuestran
14. 
Zat aditif makanan lain

C.  ZAT PENAMBAH AROMA PADA MAKANAN
     Pemberi aroma adalah zat yang dapat memberikan aroma tertentu pada makanan atau minuman, sehingga dapat membangkitkan selera konsumen. Penambahan zat pemberi aroma menyebabkan makanan memiliki daya tarik untuk dinikmati. Zat pemberi aroma yang berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami, misalnya minyak atsiri dan vanili. Pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetik, misalnya: amil asetat mempunyai cita rasa seperti pisang ambon, amil kaproat (aroma apel), etil butirat (aroma nanas), vanilin (aroma vanili), dan metil antranilat (aroma buah anggur). Jeli merupakan salah satu contoh makanan yang menggunakan zat pemberi aroma.

D. CONTOH
 ZAT ADIKTIF PENAMBAH AROMA PADA MAKANAN
    Zat pemberi aroma banyak digunakan dari golongan ester dengan rasa atau aroma buah. Kebanyakan zat pemberi aroma digunakan dalam minuman.
Contoh :
1. Benzaldehida untuk pemberi aroma buah lobi-lobi
2. Etil butirat untuk pemberi aroma buah nanas
3. Amil asetat untuk pemberi aroma buah pisang
4. Amil valerat untuk pemberi aroma buah apel
5. Isoamil asetat untuk pemberi aroma buah pisang ambon
6. Isobutil propionat untuk pemberi aroma buah rum
7. Oktil asetat untuk pemberi aroma buah jeruk
8. Metil salisilat untuk pemberi aroma minyak gandapura (wintergreen).
9. Propil asetat untuk pemberi aroma buah pir.


E
DAMPAK ZAT ADIKTIF PENAMBAH AROMA PADA MAKANAN
     kalau memang tidak bisa dihindari, amankah mengkonsumsi zat aditif pada makanan? Jawabannya tergantung pada zat aditif makanan yang digunakan, kondisi penggunaannya, tujuan penggunaan, jumlah dan ketepatan spesifikasinya. Jawaban yang lebih pasti adalah, bahan pangan tanpa zat aditif belum tentu lebih aman daripada yang ditambahkan zat aditif makanan. Contoh, mana yang lebih baik produk makanan yang muda tengik atau yang telah ditambahkan antioksidan tokoferol (provitamin E) atau vitamin C, sehingga tertunda ketengikannya?
Dalam kaitan dengan keamanan pangan, penggunaan zat aditif pada makanan diatur dengan berbagai peraturan, baik secara nasional maupun internasional. Secara nasional, misalnya lewat peraturan yang dikeluarkan oleh Depkes maupun Keputusan Presiden. Saat ini telah pula diatur dalaam Undang – Undang Pangan No.7 tahun 1996. Pada skala internasional, pengaturan zat aditif pada makanan terdapat dalaam “Food Chemical Codex” dan aturan – aturan negara adidaya seperti yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat dengan FDA-nya yang juga banyak dipakai sebagai acuan negara – negara lain.

Sumber: http://dahliaandika165.blogspot.co.id/2016/01/dampak-zat-adiktif-penambah-aroma-pada.html






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Struktur dan Fungsi Biji

Volume Udara Pernapasan pada Manusia